Oleh: salafyindependen | Februari 23, 2010

Nasehat Syaikh Rabi’ Dalam Menyikapi Fitnah Yaman

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه, أما بعد:

Ini adalah wasiat saya kepada salafiyyin di segala tempat; di Yaman, di Indonesia dan selainnya dari negara-negara Arabiyah dan Islamiyah agar orang-orang yang berakal berusaha untuk memadamkan fitnah yang terjadi antara Dammaj dan (Syaikh) Abdurrahman dan saudara-saudaranya. (Hendaknya) mereka berusaha untuk memadamkan fitnah ini dan tidak menceburkan diri didalamnya, (baik) dari dekat maupun dari jauh.

Siapa yang menghormati dakwah salafiyah ini dan mencintainya dengan benar dan jujur, wajib atasnya untuk tidak menceburkan dirinya dalam fitnah ini. Kalau dia berbicara maka hendaknya dia berbicara dengan (perkataan) yang bermanfaat bukan dengan (perkataan) yang merugikan, dan (juga berbicara) dengan hal yang dapat menyatukan dan mengumpulkan hati bukan dengan pembicaraan yang memecah belah dan mencerai beraikan.

Maka saya berpandangan bahwa tidak boleh bagi siapapun untuk ta’ash-shub (fanatik) kepada pihak yang ini atau pihak yang itu, melainkan (hendaknya) hanya menjaga lisan dan upaya yang sungguh-sungguh dalam rangka memadamkan fitnah ini. Tidaklah fitnah ini akan dapat dipadamkan kecuali bila semua pihak (yang berselisih) menahan diri untuk berbicara. Saya memohon kepada Allah agar memadamkan fitnah ini.

Dan saya berkata : Sesungguhnya semua yang berselisih adalah salafiyyun –insya Allah-, dan kami tidak berkeyakinan pada pihak mana pun bahwa dia adalah ahlul bid’ah.

Saya memohon kepada Allah agar memberi taufiq kepada seluruhnya untuk saling tolong-menolong di atas kebaikan dan ketakwaan, memadamkan fitnah ini, bersungguh-sungguh dalam menyatukan hati, dan menyebarkan dakwah (salafiyah) ini, serta menyibukkan diri dengan ilmu yang bermanfaat dan amalan sholih.

Dan saya berkata : Sesungguhnya fitnah ini menggundul agama.

Saya berkata kepada Ikhwah : Jangan kalian meneruskan pertikaian ini dan perbaikilah hubungan di antara kalian, karena baiknya hubungan antara sesama sungguh lebih utama dari puasa, sedekah dan jihad yaitu dari ibadah-ibadah nafilah dan sunnah –sebagaimana yang disabdakan oleh (Nabi) shallallâhu ‘alaihi wa sallam-.

Dan sungguh rusaknya hubungan antara sesama itulah yang menggundul, saya tidak katakan menggundul rambut bahkan menggundul agama. Maka bersikap tamaklah kalian terhadap agama kalian dan jagalah (agama kalian) untuk tidak digunduli oleh fitnah ini.

Saya memohon kepada Allah untuk menyatukan hati-hati itu dan megumpulkan mereka di atas satu jalan di dalam mengangkat bendera sunnah dan berdakwah kepadanya serta membelanya (dakwah sunnah ini) dan (membela) para pembawanya (dari ulama) terdahulu dan yang datang setelahnya, sesungguhnya Rabb kita adalah Maha mendengarkan doa.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

http://thullabul-ilmiy.or.id/blog/?p=188


Tanggapan

  1. Bismillah..Subhanalloh..Sungguh Nasihat yang sangat berharga 🙂 Ya Allah Ta’ala..muliakanlah Asy-Syaikh Rabi bin Hadi di dunia ini dan di akhirat kelak..gabungkanlah hamba ini bersamanya Ya Rabb..
    Hamba bersaksi bahwa hamba ini sangat mencintainya dan membenci orang2 yang membencinya..
    Hayyakumulloh..Baarokallahufiik..

    Abu Umar Al-Bandungi Al-Bankawy
    081320710071

  2. kalau kedua duanya masih ahlus sunnah kenapa ada beberapa ustad yang menganggap syaikh yahya haddadi

  3. Ustadz jawab pertanyaanku. Kalau aku ke Saudi dan aku qunut nazilah mendoakan kehancuran Yahudi dan Nasrani (Israel dan Amerika dll) apa yang akan dilakukan oleh pemerintah “Islam” Saudi? Apa akan memberiku hadiah atau memenjarakanku atau penjara + siksa.

    Jawablah sekarang juga.

  4. kebenaran hakiki itu ibarat membakar dan menggosok logam, makin serius membakar dan menggosoknya, akan keluar hasil logam yg benar2 bersih dari karat dan kotoran. spt agama ini akan sll ada karat2 dr pemikiran yg keliru/menyimpang/tergelincir baik, maka membersihkannya tentu butuh kesabaran dan niscaya akan aga gesekan2 pendapat/pemikiran untuk menuju kpd agama yg bersih/benar untuk memperolah ridho Alloh SWT.

  5. kebenaran hakiki itu ibarat membakar dan menggosok logam, makin serius membakar dan menggosoknya, akan keluar hasil logam yg benar2 bersih dari karat dan kotoran. spt agama ini akan sll ada karat2 dr pemikiran yg keliru/menyimpang/tergelincir , maka membersihkannya tentu butuh kesabaran dan niscaya akan aga gesekan2 pendapat/pemikiran untuk menuju kpd agama yg bersih/benar untuk memperolah ridho Alloh SWT.


Tinggalkan komentar

Kategori